Padang – Pemerintah provinsi Sumatera Barat memiliki komitmen agar dapat membantu bagaimana seniman seni rupa dan seni kriya Sumatera Barat bisa hidup berkelanjutan guna menghidupi keluarga serta keberlangsungan berkarya melalui promosi dan penjualan karya-karya yang dihasilkannya ke luar Sumatera Barat, bahkan ke luar negeri, termasuk penempatan karya-karya terbaik hasil penjelajahan kreativitas seniman sebagai aset daerah pada gedung-gedung bertingkat milik pemerintah dan swasta, kantor OPD, kantor Bupati/ Walikota dan banyak lagi di daeah ini.
Semua itu tentu butuh dukungan semua pihak dan kalangan, termasuk dari pengamat seni rupa dan kurator, kalangan akademisi dan OPD terkait guna memberikan masukan dan konstribusi pemikirannya ke pemprov Sumatera Barat agar seni rupa dan seni kriya benar-benar dapat hidup dalam persepektif kebudayaan pada sisi lain juga bernilai ekonomi tinggi.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumatera Barat dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan staf ahli gubernur bidang Hukum dan pemerintahan setda provinsi Sumbar, Enifita Djinis SH, saat menghadiri sekaligus meresmikan pembukaan pameran empat pelukis kaligrafi Islam di hall Galeri UPTD Taman Budaya, Dinas Kebudayaan Sumatera Barat, Jalan Diponegoro 31 Padang, Rabu 15/09/21.
Menurut Gubernur, melalui kesempatan ini Pemerintah Provinsi Sumatera Barat memberikan apresiasi seluas-luasnya kepada empat pelukis yang berpameran yang mengangkat tema besar “Ekspresi Religius”.
Kegiatan ini sekaligus dapat dijadikan momentum penting dalam melihat seni rupa bahkan seni kriya di Sumatera Barat secara sungguh-sungguh, terlebih seni lukis kaligrafi sebagai nafasnya perwujudan seni budaya dalam Islam.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan provinsi Sumatera Barat, Gemala Ranti, dalam laporannya menyebutkan, pameran seni lukis kaligrafi Islam kali ini menampilkan karya empat pelukis mengangkat tema besar “Ekspresi Religius”.
Keempat pelukis yang berpameran itu antara lain aang maestro Amir Syarif (82 th) dan AM. Y. DT. Garang (71 th), Irhas A Shamad (63 th) dan Ade Setiawan (40 th) yang merupakan seniman-seniman besar kaligrafi Islam Sumatera Barat saat ini, di samping sejumlah nama lain di luar Sumatera Barat, tuturnya.
Banyaknya para perupa berkarya di Sumatera Barat maupun di luar Sumatera Barat semua ini merupakan aset berharga yang perlu kita beri ruang untuk senantiasa berekspresi melahirkan karya-karya terbaik betrnilai estetika tinggi di setiap ruang dan waktu, tidak terkecuali dunia seni rupa dan seni kriya di daerah ini yang memang sejak lama tercatat sebagai salah satu etalase peta seni rupa Indoinesia.
Kurator pameran, Yasrul Sami dalam pengantar pamerannya, menuturkan, karya-karya keempat pelukis yang berpameran saat ini merupakan seniman yang cukup dikenal karya dan perjalanan kesenimannya di tanah air.
Pemunculan seni lukis kaligrafi Islam di tanah air termasuk di Sumatera Barat sendiri menjadi suatu fenomena yang sangat diperhitungkan dalam kancah seni rupa mderen di Indonesia.
Artinya, ketika muncul gairah untuk membawa pengalaman-pengalaman spiritual (dalam arti : kandungan makna-makna atau nilai-nilai batiniah yang berusaha untuk melakukan penghayatan, perenungan, atau kontemplasi yang mengarah kepada pesan-pesan akan kedalaman, kemanusiaan, dan ketuhanan) ke dalam karya seni.
H. Am. Y. Dt. Garang, mewakili empat pelukis yang berpameran dengan tema #Ekspresi Religius sejak 15 hingga 20 September 2021, mengungkapkan, selama ini seni lukis kaligrafi Islam berjarak jauh dengan seni rupa dan seni kriya di daerah ini dalam berbagai iven yang diadakan di Sumatera Barat.
Namun alhamdulillah kali kami mewakili pelukis kaligrafi Islam diberi ruang dan kesempatan menampilkan karya-karya khusus kaligrafi Islam dengan karya terbaik yang dihasilan para pelukis, jelasnya lagi. (*)