Telong- Telong Nanggalo Tampil Menyala Dengan Tema Perjuangan pada HJK Padang ke-355

Padang, jembataninformasi- Aksi pawai Telong-Telong menutup rangkaian Festival Siti Nurbaya dalam rangka Hari Jadi Kota (HJK) Padang ke-355. Penutupan itu berlangsung di gedung Youth Center Padang, Selasa (7/8/2024) malam.

Festival tersebut ditutup oleh Penjabat Wali Kota Padang Andree Algamar, sekaligus melepas pawai telong-telong di gedung Youth Center hingga rute finish di Kantor Balai Kota Padang lama.

Rangkaian Festival Siti Nurbaya ini telah berlangsung sejak 27 Juli lalu dan malam adalah puncaknya. Semuanya kita persembahkan untuk warga Padang,” kata Andree.

Andree menyampaikan, berbagai bentuk kegiatan yang telah dilaksanakan dalam festival ini dengan melibatkan banyak komunitas.

“Tujuannya agar dinikmati seluruh warga kota. Termasuk telong-telong yang kita saksikan hari ini. Hadir perwakilan etnis-etnis yang ada di Kota Padang,” ungkapnya

Andree menjelaskan, pawai Telong-telong memiliki arti penting dalam sejarah perjuangan Kota Padang yakni mengingat peristiwa penyerangan Loji Belanda.

“355 tahun lalu, sebagaimana kita ketahui, terjadi peristiwa penyerangan loji Belanda. Pejuang melakukan telong-telong sehingga Belanda terkecoh,” tuturnya.

Diketahui, pawal telong-telong diikuti oleh seluruh kecamatan yang ada di Kota Padang. Pada kesempatan itu, Kecamatan Nanggalo terlihat tampil “menyala” dengan dengan tema perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Camat Nanggalo Amrizal Rengganis dalam kesempatan tersebut terlihat memakai pakaian merah putih seperti warna bendera Indonesia.

“Pesan kami dalam pawai telong-telong ini adalah pakaian yang di pakai bertemakan perjuangan bertujuan untuk menghargai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang dalam usaha memerdekakan Indonesia,” ucapnya Amrizal Rengganis didampingi Sekcam Nanggalo Mimien Halida

Dalam memeriahkan pawai telong – telong ini, pihaknya melibatkan semua unsur dari kelurahan yang ada di Kecamatan Nanggalo, Bundo Kanduang, Niniak Mamak, yang berpakaian bertemakan perjuangan.

“Semua unsur kita libatkan dalam memeriahkan pawai telong-telong ini. Dari Niniak Mamak, Bundo Kanduang, pelajar, yang berpakaian bertemakan perjuangan,” imbuhnya ,(kld)