Padang,jembataninformasi.com – Setelah menghelat wisuda selama tiga hari, Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang, berhasil menelurkan 1.428 lulusan angkatan terbaik pada wisuda ke-92 di Gedung J Kampus III Sungai Bangek, Padang.
Rektor UIN IB Padang, Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd. mengatakan bahwa, gelar kesarjanaan yang tercantum pada ijazah bukanlah sekadar formalitas. Ilmu pengetahuan dan derajat kesarjanaan harus dipangku dengan sikap rendah hati, kejujuran, dan kesadaran.
“Bahwa tujuan hidup manusia adalah mengabdi kepada Allah SWT sesuai pesan Al-Quran surat Adz-Zariaat ayat 56,” katanya, Rabu (30/10).
Ia mengatakan, agama adalah penting sebagai pemandu akal dan perilaku manusia. Para wisudawan/wati telah menyelesaikan proses menuntut ilmu di kampus keagamaan Islam yang justru mengajarkan integrasi ilmu agama dan sains serta integrasi agama dalam perilaku sehari-hari.
“Orang yang tidak beragama, atau kurang kuat kesadaran agamanya, akan binasa di bawah tekanan kekayaan atau kekuasaan. Demikian pesan Pahlawan Nasional bernasab dari Minangkabau almarhum Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang patut menjadi renungan kita bersama,” tuturnya.
Ia menambahkan, para founding fathers Republik Indonesia, sebagian adalah tokoh-tokoh Minangkabau. Negarawan sejati, seperti Hatta, Sjahrir, Haji Agus Salim, Yamin, Natsir, Tan Malaka, dan lain-lain, maupun ulama panutan pembimbing umat, mulai dari generasi Tuanku Imam Bonjol, Syekh Daud Rasyidi, Syekh Abdul Karim Amrullah, Syekh Mohammad Djamil Jambek, Syekh Abdullah Ahmad, Syekh Sulaiman Ar-Rasuli, Syekh Ibrahim Musa Parabek, Abdul Hamid Hakim Tuanku Mudo, Rahmah El-Yunusiyah dan para ulama kita yang lainnya hingga generasi terdekat.
“Perjuangan mereka semua mengajarkan, bahwa agama dan ilmu jangan dipisahkan. Kemuliaan dunia dan akhirat wajib diperjuangkan. Para pendiri bangsa mendirikan Republik Indonesia pada tahun 1945 bukan dengan menghilangkan kebhinekaan, tetapi menjadikannya sebagai modal untuk membangun persatuan dan merajutnya menjadi tunggal ika,” tambahnya.
Sebuah kemunduran dalam budaya bangsa, seandainya sebagian orang memusuhi sebagian yang lain karena perbedaan pendapat, perbedaan organisasi, apalagi hanya perbedaan pilihan dalam kontestasi politik. Dalam hubungan ini, penanaman wawasan moderasi beragama di dunia pendidikan penting dilakukan, sebagai salah satu upaya untuk dapat menetralisir ekstremitas dan keterbelahan bangsa.
“Menjaga martabat sebagai sarjana dan alumni UIN lebih berat dibanding meraihnya. Juga teramat penting bagi saudara-saudara sekalian, menguasai literasi, agar mampu membaca tanda-tanda zaman dan bisa menyikapi sejarah yang berulang,” ungkapnya.
Peningkatan kualitas pendidikan di UIN IB Padang terus ditingkatkan. Awal tahun 2024 UIN Imam Bonjol Padang menambah jumlah guru besar, setelah tahun lalu 6 Guru Besar baru. Begitu pula program kerjasama internasional dan student mobility terus bergulir di Kawasan ASEAN bahkan menjangkau Amerika dan Eropa tanpa mengurangi pentingnya hubungan kerjasama dengan Timur Tengah sebagai jantung dunia Islam.
UIN Imam Bonjol mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah diberikan masyarakat padanya. Kepercayaan masyarakat menjadi pendorong bagi UIN IB untuk terus bergerak meraih prestasi dan reputasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang lebih baik.
UIN di Sumbar diharapkan mampu menyinari dan membenahi masyarakat dengan nilai-nilai Adat bersendi Syarak, Syarak bersendi Kitabullah, yang selama ini lebih banyak diucapkan sebagai semboyan daripada diwujudkan dalam kehidupan dengan indikator yang terukur.(kld)