Jakarta – Di samping membangun infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) berskala besar, seperti bendungan dan bendung, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga membangun infrastruktur kerakyatan seperti jaringan irigasi kecil untuk mendistribusikan air hingga ke areal persawahan. Pembangunan saluran irigasi tersier salah satunya dilaksanakan di Desa Cileunya, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat untuk meningkatkan fungsi utama Bendungan Kuningan yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada Selasa (31/8/2021) lalu.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR telah membangun banyak bendungan/bendung di berbagai daerah dan selanjutnya akan diikuti dengan pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi untuk menunjang produktivitas sentra-sentra pertanian. Diharapkan dengan meningkatnya produktivitas pertanian, juga dapat membantu pemulihan ekonomi akibat Pandemi Covid-19.
“Pembangunan bendungan diikuti oleh pembangunan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dengan biaya besar dapat memberikan manfaat yang nyata, di mana air akan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” kata Menteri Basuki.
Saluran irigasi tersier di Desa Cileunya dibangun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Ditjen SDA, Kementerian PUPR sepanjang 665 meter untuk meningkatkan suplai air irigasi lahan pertanian dari sebelumnya 15 hektare menjadi 46 hektare. Pelaksanaan pembangunannya berupa pemasangan batu kali dan jalan produksi yang dikerjakan melalui Program Padat Karya Tunai (PKT) dengan melibatkan partisipatif masyarakat setempat atau dikenal dengan Prgram Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI).
Petani pekerja diberikan upah harian atau mingguan, sehingga menambah penghasilan petani atau penduduk desa terutama di antara musim tanam dan panen. Skema PKT ini juga memberikan manfaat mengurangi angka pengangguran akibat Pandemi Covid-19 dengan capaian saat ini menyerap 930 Hari Orang Kerja (HOK) atau melebihi target 780 HOK.
Bendungan Kuningan seluas 221 hektare yang membendung Sungai Cikaro memiliki volume tampung total sebesar 25,9 juta m3. Dengan daya tampung sebesar itu, bendungan multifungsi ini akan menjadi sumber pengairan irigasi primer seluas 3.000 hektare sawah di dua Daerah Irigasi (DI) yakni DI Cileuweung di Kabupaten Kuningan seluas 1.000 hektare, dan DI Jangkelok di Kabupaten Brebes seluas 2.000 hektare. Di Kabupaten Kuningan, saluran irigasi tersier melalui program P3-TGAI dilaksanakan di 44 desa, termasuk di Desa Cileunya
Sementara Program P3-TGAI yang dikerjakan BBWS Cimanuk Cisanggarung sebanyak 429 lokasi yang tersebar di Kabupaten Majalengka, Indramayu, Sumedang, Garut, Cirebon, dan Kuningan Provinsi Jawa Barat, serta Kabupaten Brebes di Jawa Tengah. Sebagaimana tercatat di data emonitoring Kementerian PUPR pada Rabu (22/9/2021), pukul 13.36 WIB, progres fisik seluruhnya mencapai 92,08% dengan menyerap 10.000 tenaga kerja atau setara 364.895 HOK. (*)