Padang – Sosok Era Wiharto tak asing lagi bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dibeberapa Lembaga Pemasyarakatan dan Rutan. Pasalnya, laki-laki yang terkenal santai tapi tegas ini telah malang melintang diberbagai lapas dan rutan diindonesia.
Setiap mengemban amanah untuk bertugas di suatu Lapas dan Rutan, Era Wiharto selalu melakukan terobosan dengan program-programnya. Berbagai program telah dilaksanakannya dan tentu ada yang suka dan tak suka. Kendati demikian, setiap program yang dibuatnya selalu bertujuan untuk memanusiakan warga binaan.
Era Wiharto mengungkapkan bahwa terobosan yang dilakukannya untuk menyiapkan kompetensi keahlian bagi WBP. Hal itu tentu tidak lepas dari peran penting agar begitu mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat dapat menjadi manusia seutuhnya dengan aktivitas baru melalui kompetensi keahlian yang didapat selama menjalani pembinaan di Lapas.
Sebab di Lapas, WBP diberi pendidikan kompetensi berbagai keahlian wirausaha. Inilah peran penting Lapas dalam menyiapkan dan mengubah prilaku narapidana dari yang dianggap tidak baik menjadi lebih baik.
Karena, begitu mereka keluar dan kembali ke masyarakat dengan ilmu kewirausahaan dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri. Inilah yang di bangun Lapas saat melalui sistem pemasyarakatan berasaskan pembinaan yang disesuaikan dengan Pancasila.
Era Wiharto mengaku kenyang pengalaman bertugas dari satu Rumah Tahan (Rutan) dan Lapas diberbagai daerah hingga Lapas I Batu, Nusakambangan. Bahkan, saat bertugas di Lapas Kelas IIA Rantauprapat, Labuhanbatu, Era memiliki satu kesan yang selalu membekas dalam hidupnya.
Saat bertugas di sana, ada seorang kakek yang biasa disebut Kakek Medan. Beliau mengutarakan kepada Era Wiharto bila selesai menjalani hukuman ingin tetap tinggal di Lapas Kelas IIA Rantauprapat karena Lapas sudah dianggap rumahnya sendiri dan justru merasa nyaman.
“Takutnya kalau saya kembali ke masyarakat justru berbuat jahat lagi. Biarlah saya menghabiskan sisa hidup saya di sini (Lapas Rantauprapat, red). Karena saya di sini merasa dimanusiakan,” ucap kakek itu ditirukan Era Wiharto.
Mendengar itu, Era Wiharto tersenyum haru. “Tidak bisa kek! Kakek pasti bisa diterima masyarakat diluar sana selama tetap menerapkan hidup dengan sistem pembinaan yang sudah kita berikan di Lapas begitu hidup kembali di luar sana. Inilah tugas kami, karena Lapas bukan tempat balas dendam tetapi menjadikan manusia lebih baik,” balas Era Wiharto sembari memberi semangat Kakek Medan.
Sepenggal cerita itu membuktikan Era Wiharto berhasil menjalankan tugas yang diembankan kepadanya oleh negara. Kini, Era Wiharto, sejak awal 2021 pindah tugas dari Lapas Kelas IIA Rantauprapat, Labuhanbatu, Sumatera Utara ke Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat.
Namun Era Wiharto tetaplah Era Wiharto yang tidak mudah cengeng dan tetap tegas. Baginya tugas seberat apapun harus siap dijalankan. Era Wiharto menyatakan bahwa sebelum masuk permainan, terlebih dahulu harus paham aturan mainnya.
“Sebagai petugas pemasyarakatan harus memahami semua aturan dan prosedur dalam melaksanakan tugas dan fungsi. Khususnya pengamanan harus selalu waspada dan tidak boleh lengah karena yang dijaga bukanlah patung, namun manusia yang memiliki akal dan pikiran yang tidak bisa diketahui apa yang mereka pikirkan,” ujarnya.
Dibalik itu, Era Wiharto sedikit berbagi pengalaman yang tidak bisa dilupakan selama bertugas. Saat dirinya ditugaskan sebagai Kepala Pengamanan Khusus Ruang Isolasi bagi Terpidana Mati di Nusakambangan 2013-2017. Karena beberapa Terpidana Mati yang akan dieksekusi berada diruang isolasi sering sekali bercengkerama di ruang kerjanya sebagai Kabid Giatja Lapas Kelas I Batu, Nusakambangan.
Bahkan, selama di Lapas Kelas I Batu, Nusakambangan, Era Wiharto, harus berjauhan dengan keluarga, Isteri dan Anak-anak. “Nusakambangan adalah Pulau Penjara yang masih diselimuti oleh hutan lebat. Banyak terdapat binatang buas seperti Macan Kumbang, Macan Tutul dan ular berbisa”, kenangnya.
Sulitnya berkomunikasi melalui Handphone ketika di Nusakambangan tidak menjadikan Era Wiharto menyerah. Kondisi itu justru membuat dirinya menjadi lebih disiplin. “Terkadang kita sebagai petugas Lapas justru seperti menjalani penjara ketika di Nusakambangan. Karena tinggal dirumah dinas yang berdekatan dengan Lapas terkena dampak dari Penggunaan Jammer atau pengacak sinyal,” sebutnya sembari tersenyum.
Kini, Era Wiharto diberi kepercayaan memimpin Lapas Kelas IIA Padang, Sumatera Barat. Semoga dibawah kepemimpinan Era Wiharto, Lapas Kelas II A Padang menjadi Lapas percontohan bagi seluruh Lapas di Indonesia. Aamiin YRA. * (Rel Humas)
BIO DATA SINGKAT ERA WIHARTO
Nama: Era Wiharto
Isteri: Nur Afiril Utami
Anak-anak :
- Sepridanur Ridwantono
- Aura Dwi Kharisma
- Achmad Shabil Al-Adha
- M. Ragil Wiharto
Karier:
- Lapas Rantauprapat 1 Januari 1990-2004.
- Kepala Cabang Rutan Padang Sidempuan di Subuhuan 2005-2006.
- Kepala Cabang Rutan Kota Pinang 2006-2008.
- Kepala Rutan Pangkalan Brandan 2008-2010.
- Ka KPLP I Medan 2010-2012.
- Kabid Giatja Lapas I Batu Nusakambangan 2013-2017.
- Kalapas Payakumbuh 2017-2019.
- Kalapas Rantauprapat 2019-2020.
- Kalapas Padang 2021