Jakarta – Ketersediaan pangan Sumatera Barat pada saat ini sudah bisa mencukupi, bahkan surplus. Terutama beras, daging dan telur. Surplus pangan beberapa komoditas dikirimkan ke beberapa daerah tetangga seperti Jambi, Riau, bahkan sampai ke DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Kondisi ketersediaan pangan ini mempengaruhi indeks Ketahanan Pangan Sumatera Barat. Pada saat ini indeks ketahanan pangan Sumatera Barat berada pada angka 78,64 (peringkat 8 nasional). Kondisi naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 75,43 (peringkat 9 nasional).
Hal ini disampaikan Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah pada sesi dialog Food Summit 2021, di Jakarta, Selasa (25/5/202.
Gubernur juga mengatakan, ada beberapa program yang dicanangkan terkait dengan ketahanan pangan antara lain : a.Distribusi Pangan melalui Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Bertujuan untuk memutus mata rantai distribusi pangan dan pengendalian harga di tingkat produsen dan konsumen sehingga disparitas harga rendah.Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk pasar murah di TTIC dan langsung ke masyarakat
Kemudian b.Nagari Beternak, dalam upaya meningkatkan populasi ternak sapi, kambing dan unggas melalui penyediaan bibit dan pelatihan budidaya ternak kepada petani sehingga bisa meningkatkan pendapatan petani
Lalu c.SiKomandan, Peningkatan produksi sapi dan kerbau sebagai komoditas andalan negeri melalui penyediaan sarana prasarana dan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan
Lanjut d.Beras Organik mengembangkan pertanian beras organik melalui pendampingan oleh Satgas Organik dan penilaian dan pengawasan oleh Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) Sumatera Barat.
Selanjutnya e.Diversifikasi Olahan Ikan, meningkatkan keanekaragaman masakan berbahan baku hasil kelautan dan perikanan melalui pelatihan sehingga dapat mengekspor bebrapa hasil olahan ikan ke luar negri spt : rendang ikan tuna, dll
“Sektor pertanian sangat berperan dalam pembangunan Sumatera Barat yaitu :
a.Merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB. Pada tahun 2020, sector pertanian menyumbang sebesar 22,38% (Rp. 54,2 triliun) terhadap PDRB Sumbar.
b.Merupakan sector yang menyerap tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 36, 22% pada tahun 2020, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 34,3%. c.Eksport komoditas pertanian Sumatera Barat tahun 2020 543.506,17 ton dengan nilai US$ 101.678.570,’ ujarnya.
Saat terjadinya Pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19) di wilayah Sumatera Barat menimbulkan dampak sosial dan ekonomi, serta mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
“Secara ekonomi Pandemi Covid-19 ini berdampak terhadap pendapatan masyarakat, kenaikan harga beberapa komoditas pangan pokok dan menurunkan daya beli masyarakat sekaligus mempengaruhi laju inflasi di Sumatera Barat. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam penanganan penyebaran Covid-19 juga menyebabkan terhambatnya akses pangan masyarakat,” ungkap Mahyeldi.
Mahyeldi juga sampaikan untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan penyesuaian kebijakan daerah, antara lain : a. Pasar Murah, kegiatan ini bertujuan untuk membantu masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan dengan harga yang lebih murah di bandingkan harga pasar.
“Kegiatan ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 di Kota Padang, Kab. Agm dan Kab. Padang Pariaman. Komoditi yang disediakan adalah bahan pokok dan produk olahan pangan,” kayanya
Mahyeldi juga tambahkan, Sistem Pasar Lelang Terpadu (SPLT). Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan sistem perdagangan yang baik melalui transparansi mekanisme penentuan harga dan menciptakan insentif bagi peningkatan mutu dan pendapatan petani produsen
“Metode pasar lelang yang digunakan adalah secara forward dan online, Komoditi yang dilelang : Produk Makanan Ringan dan komoditi unggulan sumbar
Mitra Kerjasama PT. Grafika Jaya Sumbar (BUMD Pemprov.Sumbar)”, katanya.
Kemudian Subsidi Pangan Murah, Subsidi bahan pangan murah dilakukan memberikan subsidi sebsar 50% per paket bahan pangan. Pemesanan bahan pangan dengan Sistem Online di TTIC bekerjasama dengan ojek online (GoJek) untuk distribusi pangan
Begitu juga dengan Bantuan Bahan Baku Penolong Untuk IKM Makanan Sudah dilaksanakan untuk yang kedua kalinya.
Komoditi : Bahan Baku Makanan (Minyak goreng, tepung, gula, mentega), Lokasi : 5 Klaster Industri di Sumbar
Ada juga Tuan O (Toko Untuk Jualan Online), Memfasilitasi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya dengan memanfaatkan marketplace /pasar online dan sekaligus penyesuain diri diera New Normal akibat wabah Covid19 (menghindari penyebaran Covid-19 dengan mengurangi interaksi langsung antara penjual dan pembeli). Mulai beroperasi sejak tanggal 1 April 2020, Terdapat 2500 toko online UMKM yang terdaftar di Bajojo.id dan Kegiatan selama ramadhan pada masa pandemi : Bazar Online (BON RAMA 1441 H) pada market place Bajojo.id.
Untuk menambah ekonomi masyarakat juga Kegiatan Padat Karya Tanaman Pangan dan Hortikultura antara lain, kegiatan Rehab Jaringan Irigasi, embung dan perpompaan. Lokasi 19 Kab/Kota se –Sumatera Barat, Dananya masuk ke rekening kelompok, dengan pelaksanaan secara partisipatif oleh petani sendiri, 30% dari anggaran merupakan upah tenaga kerja dengan pola padat karya.
Mahyeldi juga sampaikan, rencana pengembangan program kedepan tidak terlepas dari visi pemerintah Sumatera Barat yaitu “Terwujudnya Sumatera Barat Madani yang unggul dan berkelanjutan” . Hal ini didukung dengan misi ke-3 yaitu “ Meningkatkan nilai tambah dan produktifitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan dan misi ke-4 “ Meningkatkan usaha perdagangan dan industry kecil/menengah serta ekonomi berbasis local.
Beberapa program unggulan untuk mencapai misi tersebut adalah :
1) Meningkatkan pendapatan petani & nelayan serta mengalokasikan 10 % anggaran pemerintah provinsi untuk sektor pertanian.
2) Mewujudkan Sumatera Barat sebagai salah satu lumbung padi dan jagung serta mandiri beberapa komoditas ternak.
3) Memperbaiki tata kelola BUMD dan mendirikan BUMD profesional di bidang pertanian
4) Mencetak 100 ribu millennial entrepreneur dan women entrepreneur serta pelaku ekonomi kreatif
5) Meningkatkan akses keuangan perbankan dan non perbankan bagi UMKM dan pengusaha pemula
6) Meningkatkan keahlian dan keterampilan bagi pelaku UMKM dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan bisnis dan perdagangan digital.(*)