Padang, jembataninformasi.com – Era kejayaan PT Semen Padang mesti dikembalikan, demi kebangkitan perekonomian Sumatera Barat. Fakta berbicara, sebab ketika kondisi perusahaan sedang bagus-bagusnya, sebab semua sektor merasakan dampak multiplier effect positifnya.
Sekretaris Komisi IV DPRD Sumbar Verry Mulyadi mengatakan, dilihat dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat mencapai 6,0 persen saat PT Semen Padang di puncak keemasan pada tahun 2013. Pada saat itu memang kebijakan masih bersifat desentralisasi, sehingga manajemen menentukan sendiri kebijakan korporasi.
Ia juga menyampaikan, perputaran uang menjadi kencang, karena PT Semen Padang banyak menyalurkan program-program yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat luas. Tidak hanya di Kecamatan Lubuk Kilangan saja, tapi juga seantero Ranah Minang merasakan denyutnya.
“Sudah menjadi rahasia umum juga, ketika staf dan karyawan menerima gaji maupun bonus yang konon katanya dalam setahun sama dengan menerima gaji hingga 27 kali, maka perputaran ekonomi menggeliat kencang,” ucapnya.
Namun sejak PT Semen Padang menjadi entitas anak usaha dari Semen Indonesia Group (SIG) jelas Verry, kebijakan korporasi pun menjadi sentralisasi (terpusat). Sehingga manajemen PT Semen Padang tak bisa mengambil keputusan sendiri.
Ditambah lagi kebijakan Kementerian Perindustrian pada masa Airlangga Hartarto membuka kran pembangunan pabrik baru, membuat era keemasan perusahaan semen tertua Asia Tenggara itu perlahan menukik.
Perlahan namun pasti tingkat perkembangan ekonomi Ranah Minang menurun. Dimana pada Tahun 2014 berada di angka 5.86 persen, Tahun 2015 berada pada angka 5.41 persen, Tahun 2016 di angka 5.27 persen, pada Tahun 2017 di angka 5.29 persen dan Tahun 2018 di angka 5.14 persen.
Dalam tiga tahun belakang saja dengan kurangnya peran Semen Padang ditambah pandemi covid 19 dalam menggerakkan ekonomi Sumbar, tingkat perkembangan ekonomi merosot tajam. Seperti Tahun 2021 pada angka 3,29 persen, Tahun 2022 di angka 4,36 persen, serta Tahun 2023 4,62 persen. Semuanya berada dibawah rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5 persen.
“Penurunan ekonomi Sumbar beririsan dengan turunnya kinerja PT Semen Padang. Maka dari itu, kita perlu bersama sama membangkitkan kembali marwah PT Semen Padang ini, agar kesejahteraan masyarakat kembali meningkat,” ucapnya.
Salah satu cara agar marwah PT Semen Padang kembali naik kata Verry, masyarakat Sumbar harus kompak menyuarakan penolakan kebijakan sentralisasi yang saat ini dipegang manajemen Semen Indonesia.
Kebijakan sentralisasi tersebut dirasa sangat merugikan masyarakat Sumatera Barat, karena keterbatasan kuasa dari manajemen PT Semen Padang, yang tidak bisa bergerak leluasa dalam mengambil keputusan dalam membantu masyarakat.
Selain itu juga akibat dari kebijakan sentralisasi ini, membuat strategi dalam memasarkan produk PT Semen Padang menjadi tidak berjalan efektif. Hal ini pernah dikriik Andre Rosiade saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Tahun 2023 lalu, dimana Semen Indonesia lebih memanjakan produk Semen Dynamix.
“Bapak Andre pernah mengkritik keras kebijakan Semen Indonesia ini, sehingga produk Semen Padang jadi berkurang penjualannya di pasaran dan dikhawatirkan Pabrik Semen Padang menjadi museum di masa mendatang,” ucapnya.
Ia pun berharap Andre Rosiade Wakil Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi BUMN, memperjuangkan PT Semen Padang di pusat untuk mengubah kebijakan korporasi dari sentralisasi menjadi desentralisasi.
Apalagi dimasa kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto yang mengamanahkan Donny Oskaria sebagai Wakil Menteri BUMN, juga seiring sejalan dengan perjuangan masyarakat Sumbar untuk mengembalikan kejayaan PT Semen Padang.
Verry Mulyadi yang juga Putra Asli Lubuk Kilangan ini siap membantu penjualan produk PT Semen Padang. Apalagi Komisi IV yang ia tempati saat ini dalam bidang pembangunan, sejalan dengan niat tersebut.
“Saya juga menghimbau kepada Pemerintah Provinsi khususnya dinas-dinas yang berhubungan dengan pekerjaan kontruksi, agar memakai produk Semen Padang yang merupakan perusahaan kebanggaan Ranah Minang,” tutupnya. (*)