Solok, jembataninformasi – Ir Suparman, S.H., M.H., M.Si, tokoh masyarakat asal Solok, Sumatera Barat, menyayangkan tindakan penembakan yang melibatkan sesama personil Polres Solok Selatan yang terjadi baru-baru ini.
Suparman, yang juga pendiri S3 Solok, turut menyampaikan rasa duka yang mendalam atas korban yang meninggal, AKP Ulil Ryanto Anshari, Kasatreskrim Polres Solok Selatan.
“Kami mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga korban. Semoga mereka diberikan ketabahan,” ujar Suparman yang juga Ketua Peradi Utama Provinsi Kepri.
Menurut Suparman yang merupakan advokat senior ini, insiden penembakan antar polisi tersebut merupakan hal yang sangat memalukan. Pasalnya, seorang anggota polisi ditembak oleh sesama polisi, kemudian ditangkap dan diperiksa oleh aparat yang sama.
“Hal ini menunjukkan bahwa institusi kepolisian sedang mengalami masalah serius. Kejadian-kejadian semacam ini sudah terlalu sering terjadi,” kata pria yang juga owner tim sepakbola Minang Sejagat itu.
Suparman menyarankan agar Kapolri melakukan introspeksi dan mengambil langkah tegas untuk memperbaiki kondisi di tubuh kepolisian.
“Kapolri harus bisa melakukan koreksi diri atau bahkan mundur jika dianggap tidak mampu mendidik anggotanya dengan baik,” tambahnya.
Lebih lanjut Suparman menyampaikan, tindakan semacam ini membuat masyarakat sulit untuk mempercayai kepolisian.
“Bagaimana rakyat bisa percaya pada Polri jika oknumnya bertindak seperti ini. Belum lagi pelayanan yang buruk di beberapa institusi Polri,” ungkapnya.
Dari banyaknya kejadian demi kejadian yang melibatkan institusi Polri, Suparman juga menyarankan agar kepolisian segera membenahi internalnya dan lebih tegas mendengarkan keluhan masyarakat terkait pelayanan yang tidak memadai.
“Jika imej Polri tidak mau mundur, ya harus benar-benar membenahi anggota-anggotanya dan menyelesaikan keluhan masyarakat tentang pelayanan,” ujarnya.
Suparman menilai bahwa anggota kepolisian perlu diberikan pendidikan nilai-nilai spiritual secara intens untuk memahami tanggung jawab moral mereka, mengingat hampir semua institusi penegak hukum terutama di era Presiden Jokowi dinilai mengalami kelemahan.
“Jujur, saya juga mengalami lemahnya pelayanan polisi di Sumbar, khususnya di Polda Sumbar. Kasus yang saya laporkan sudah hampir lima bulan tanpa kejelasan,” katanya.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap oknum penyidik di Polda Sumbar yang terkesan mengabaikan laporan warga.
“Jika hal seperti ini terus dibiarkan, masyarakat akan malas untuk melapor ke polisi,” tegas Suparman.
Terkait dugaan adanya beking membeking usaha ilegal, Suparman berharap agar pihak berwenang mengambil tindakan tegas terhadap oknum yang terlibat dalam peristiwa tersebut, demi menjaga kepercayaan publik terhadap kepolisian.
“Kapolri harus segera mencopot pihak-pihak yang terkait dengan insiden ini untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas terhadap citra Polri di mata masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, insiden penembakan maut antar polisi terjadi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, Jumat (22/11/2024) dini hari. Peristiwa ini diduga dipicu lantaran salah seorang anggota polisi tidak terima atas penangkapan kelompok penambang ilegal galian C yang dilakukan oleh Tim Satreskrim Polres Solok Selatan.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sebelum penembakan terjadi, Tim Satreskrim Polres Solok Selatan yang dipimpin oleh AKP Ulil Ryanto Anshari telah menangkap sejumlah penambang ilegal galian C di wilayah hukum Polres Solok Selatan.
Setelah proses penangkapan dan dibawa ke Polres Solok Selatan untuk penyelidikan lebih lanjut, sekitar beberapa saat kemudian, terdengar bunyi tembakan di halaman parkir Mapolres Solok Selatan.
Tim Satreskrim segera menuju lokasi suara tembakan dan mendapati Kasatreskrim AKP Ulil Ryanto Anshari sudah terkapar dengan luka tembakan di kepala. Saksi yang ada di lokasi juga melihat Kabag Ops AKP Dadang Iskandar keluar dari lokasi dengan mengendarai mobilnya.
Kasatreskrim Polres Solok Selatan, AKP Ulil Ryanto Anshari, segera dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang. Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan dua luka tembakan di pipi kanan dan pelipis kanannya. Sayangnya, kondisi AKP Anshari kemudian dinyatakan meninggal dunia.
Kini, Kabag Ops AKP Dadang Iskandar yang diduga sebagai pelaku penembakan, kini telah diamankan di Mapolda Sumatera Barat untuk menjalani proses penyelidikan lebih lanjut.(*)