Indeks

Sah! Pengurus YPTP Universitas Ekasakti Sepakat Berdamai

Padang, jembataninformasi.com – Tak ada kusut yang tidak selesai, setelah setahun lebih berselisih antara pengurus lama Hendri Mappesona dengan pengurus baru Andi Syahrum Makkurade, Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi Padang (YPTP) Universitas Ekasakti akhirnya mencapai kata damai, setelah berhasilnya mediasi di Pengadilan Negeri (PN) Kelas IA Padang, pada Kamis (4/1/2024).

Kesepatakan tersebut ditandatangani oleh Ketua Yayasan periode 2022-2027 Andi Syahrum Makkurade dengan Sekretaris Yayasan Periode 2017-2022 Otong Rosadi, dengan Hakim Mediator Bakri SH, M.Hum

Kuasa Hukum Andi Syahrum Makkurade Rahmat Indra Sakti SH kepada media menyampaikan, kesepakatan yang telah dijalin yakni pengembalian aset yayasan yang dipegang oleh pengurus kepada pengurus baru.

Aset yang dikembalikan yakni, 30 buah sertifikat yang berlokasi di sekitar kampus Jalan Bandar Purus Kota Padang, 40 buah sertifikat berada di lokasi By Pass Kota Padang

Kemudian aset lainnya berupa mobil satu unit Toyota Camry, satu unit Toyota Fortuner, satu unit Honda CRV, satu unit Toyota Alphard, satu unit Toyota Avanza Veloz dan satu unit Suzuki APV. Terakhir laporan audit Akuntan Publik periode sebelumnya.

“Alhamdulillah kesepakatan berdamai antara kedua belah pihak sudah terjalin dengan syarat-syarat yang sudah disepakati. Beberapa item aset yayasan sudah 90 persen diserahkan kepada pengurus baru. Pihak Pak Hendri Mappesona berjanji, seluruh aset diserahkan pada akhir Januari ini,” ujarnya.

Sementara itu Ketua YPTP Andi Syahrum Makkurade berharap setelah terjalinnya perdamaian diantara kedua belah pihak, tidak ada lagi oknum-oknum yang mencoba merusak tatanan akademik, sehingga nama baik kampus tetap terjaga.

Tentunya juga pihaknya berharap proses belajar mengajar berjalan dengan baik, kampus tetap eksis, mahasiswa semakin berminat untuk kuliah di Universitas Ekasakti, serta kampus semakin berjaya. Karena kampus orientasi sosial dan tempat pengabdian kita semua untuk mencari.ilmu dan mencari mafkah.

“Hal yang wajar dalam dunia kampus, banyak dinamika yang terjadi. Karena memimpin perguruan tinggi dibanding hal lainnya sangat berbeda. Memimpin perguruan tinggi yang diisi oleh orang-orang pintar sangat kompleks,” pungkasnya. (kld)

Exit mobile version